Belajar bukan hanya sekedar transfer knowledge, namun merupakan suatu proses yang dialami seseorang untuk dapat memahami apa yang dipelajari. Proses inilah yang sangat penting, dimana ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Proses belajar yang diberikan kepada siswa agar dapat memahami apa yang kita sampaikan harus membuat siswa senang dan termotivasi untuk belajar.

Belajar yang menyenangkan akan mampu membuat siswa memahami dan termotivasi untuk belajar, namun belajar harus berubah sejak bulan Maret 2020, siswa mulai belajar daring. Pandemi covid-19 membuat keadaan memaksa siswa mengikuti pembelajaran online.

Minggu pertama siswa mengikuti dengan semangat. Tugas yang diberikan guru lewat WhatsApp (WA) dikerjakan dengan baik. Ada juga dengan menggunakan google classroom dan aplikasi zoom. Hari-hari terus berjalan dan setelah hampir dua bulan siswa mengikuti pembelajaran online, semangat mereka menurun. Tugas-tugas masuknya terlambat, bahkan ada siswa yang tidak mengumpulkan tugas.

Kendala banyak dijumpai di lapangan, banyak siswa mengeluh tidak memiliki kuota internet untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Juga banyak tugas yang menumpuk, rasa bosan dengan pembelajaran yang monoton. Semua guru memberi tugas dan meminta siswa memfotokan tugasnya.

Kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan kita yang harus mengejar pembelajaran daring secara cepat. Padahal secara teknis dan sistem semuanya belum siap. Selama ini pembelajaran online hanya sebagai konsep, sebagai perangkat teknis, belum sebagai cara berfikir, sebagai paradigma pembelajaran. Pembelajaran online bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan aplikasi digital, bukan pula membebani siswa dengan tugas bertumpuk setiap hari.

Eksistensi pembelajaran menyenangkan akhirnya menjadi pembelajaran yang membosankan. Siswa sebagai subyek namun menjadi obyek pembelajaran. Pembelajaran online tidak harus memaksakan siswa mencapai target pembelajaran seperti ketika pembelajaran tatap muka. Namun menciptakan hati yang nyaman untuk tetap belajar dan menyongsong masa depan ditengah pandemi covid-19.

Pembelajaran interaktif di rumah sudah dilaksanakan hampir tiga bulan ditahun ajaran 2019/2020 secara online. Praktek pembelajaran interaktif dirumah ini dilakukan oleh sekolah untuk mencegah penyebaran covid-19.

Ada beberapa langkah menjadi perbaikan sistem pendidikan kita khususnya terkait pembelajaran daring :

1. Semua guru harus bisa mengajar jarak jauh yang notabene harus menggunakan teknologi.

2. Pembelajaran online tidak hanya memindahkan proses tatap muka menggunakan aplikasi digital dengan disertai dengan tugas-tugas menumpuk. Namun guru harus dapat mendesain sistem agar pembelajaran online menjadi efektif.

3. Guru harus sudah menarapkan pembelajaran berbasis tehnologi sesuai kapasitas dan ketersediaan teknologi.

4. Guru harus mempunyai perlengkapan pembelajaran online. Minimal yang harus dimiliki guru adalah laptop dan alat pendukung vidio conference

5. Ketimpangan infrastruktural digital antara kota besar dan daerah harus dijembatani dengan kebijakan tehnologi afirmasi untuk daerah yang kekurangan. Akses internet harus diperluas dan kapasitas bandwidthnya juga harus ditingkatkan.

Keberhasilan pembelajaran dirumah ini tak bisa dipungkiri salah satunya oleh dukungan infrastruktur teknologi representatif. Seperti laptop, gawai dan jaringan internet yang memadai.

Ditengah pandemi vovid-19 ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan lompatan untuk transformasi pembelajaran daring bagi semua siswa dan semua guru. Kita memasuki era baru untuk membangun kreatifitas, mangasah skill siswa dan meningkatkan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi.

#lombajuli2020

#beranimengajarsiapbelajar

Palu, 4 Juli 2020

Salam literasi dari Palu Sulteng.

Aziza, S.Pd,. M.Pd.

Lahir di Donggala pada tanggal 23 Juni 1969.

Mengajar di SMA Negeri 2 Palu Sulawesi Tengah, sebagai guru Matematika.

Bisa dihubungi [email protected] atau 085241340657